Selasa, 08 Juni 2010

MARCHING KLUNG SMPN 4 KOTA MAGELANG

‘Marcing Klung’ adalah nama grup sekaligus jenis music bambu yang dimainkan oleh siswa/I SMPN 4 Kota Magelang. Jenis music yang merupakan inovasi siswa/i SMP 4 Kota Magelang, itu menggabungkan ansambel angklung dengan beberapa jenis perkusi lain, missal simbal dan bass drum. Kalau ansambel angklung biasa paling banyak dimainkan oleh belasan orang, maka ‘Marcing Klung’ ini biasanya dimainkan lebih 30 orang.
Alat musik yang dipergunakan adalah dibuat dari bambu menjadi kenthongan yang disusun berjajar , dan yang paling popular adalah angklung , Drum dibuat dari drum plastik tandon air ukuran sedang yang dipasangi karet ban mobil , Simbal .
Khusus untuk angklung, cara memainkannya pun bermacam-macam. Yang standard tentu dalam bentuk ansambel, beberapa pemain angklung bermain bersama secara tetap. Formasinya pun cukup berdiri berjajar beberapa baris.
Lagu yang dimainkan tidak harus lagu mars, tapi bisa lagu pop biasa, semisal: DIK, Lupa, Suwe Ora Jamu, Cublak-cublak Suweng, serta lagu kebanggaan ‘Magelang Kota Harapan’
Dalam waktu dekat “Marcing Klung’ akan berkolaborasi dengan tarian ‘Topeng Ireng’ dan ‘Butho Bocah’ dari Komunitas Tujuh Gunung.
pada perayaan HUT Kota Magelang, ‘Marcing Klung’ juga telah berpentas di berbagai kegiatan budaya di Magelang dan sekitarnya. Bulan Februari lalu, misalnya, grup yang menampilkan dirijen Vinola Cindy,vokal Ayu Dhita dan Krisna, melody Arintha dan Glagah, bass Denny dan Alif, Tek-tek Zulfa, ikut serta memeriahkan diskusi borobudurlinks, di gedung Bakorwil II Jateng (kompleks museum Diponegoro).
Pada acara ‘Pentas Seni’ di halaman SMPN 4 kemarin, ‘Marcing Klung’ pentas bersama dengan beberapa jenis kesenian lainnya, antara lain tari Bali dan music anak-anak (umur 6-11 tahun). Dalam kegiatan yang disponsori TATV Solo dan beberapa sponsor lainnya itu, Dra. Sri Embang Sudarsih MPd, selaku Kepala Sekolah SMPN 4, mengatakan agar kegiatan semacam ini bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan dan mengekspresikan bakat seni yang dimiliki anak-anak.
Selain itu, “Diadakannya acara seni dan budaya di SMPN 4 ini, tidak lain untuk ‘Nguri-uri Kebudayaan Kita’, mempertahankan seni budaya Indonesia agar tidak tergeser budaya barat, serta menanamkan semangat nasionalisme dari generasi muda,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar